BROKEN HOME

 BROKEN HOME 😢


Broken Home adalah Seorang suami dan istri yang awalnya disatukan dalam ikatan cinta harus terpisah karena tidak ada kecocokan sehingga mengakibatkan suasana menjadi tidak kondusif lagi. 

Penyebab Broken Home

1. Perceraian orangtua

Perceraian kerap menjadi faktor utama yang membuat kondisi rumah tangga dikategorikan broken home. Perpisahan antara suami dan istri meninggalkan luka yang mendalam bagi anak-anak. Mereka bingung harus memilih untuk tinggal bersama ayah atau ibu mereka, belum lagi stigma di masyarakat begitu lekat pada keluarga yang mengalami perceraian.


2. Ketidakdewasaan orangtua

orangtua yang memiliki egoisme dan egosentrisme kerap bertikai satu sama lain. Egoisme adalah suatu sifat buruk pada diri manusia yang selalu mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian.

Sifat seperti itu bisa jadi dikarenakan adanya luka batin yang dialami orangtua saat kecil dan belum terselesaikan hingga dewasa. Sosok anak kecil dalam diri mereka kerap meronta ingin diperhatikan, ada perasaan yang lama terpendam belum diselesaikan, akhirnya berimbas pada hubungan saat berumah tangga.

Ketidakmampuan untuk bisa berdamai pada diri sendiri, ekspektasi yang terlalu tinggi pada pasangan akhirnya memicu keretakan pernikahan.

Setiap orang tua juga pastinya memiliki kekurangan karena begitu banyak persiapan yang perlu dilakukan, baik persiapan fisik, emosi-psikologis, dan terutama persiapan lewat pengetahuan.

3. Tidak adanya tanggung jawab dalam diri orang tua

Kesibukan orangtua akan karir, hubungan sosial, atau hobi bisa mengikis rasa tanggung jawab pada keluarganya. Seorang ayah yang terlalu sibuk bekerja, lalu sepulang dari kantor ia larut dalam hobinya bermain games.

Begitu juga sang ibu yang terlalu asyik dengan kesibukannya bersosialisasi dengan teman-temannya. Ditambah lagi kecanduannya menonton Drakor seakan menjadi prioritas utama dibandingkan mengurus anaknya.

Sang anak hanya ditinggal bersama asisten rumah tangga hanya bisa memaklumi keadaan orangtuanya, meskipun jauh dari lubuk hatinya ia memendam kerinduan ingin mendapat perhatian. Ketika sang anak merasa ia bukan lagi menjadi prioritas, ia akan menarik diri dan ikut larut dengan kesibukannya.

4. Jauh dari Tuhan

Dalam suatu pernikahan, hubungan antara suami-istri itu seperti segitiga. Tuhan  diibaratkan berada di sisi paling atas, suami di sisi sebelah kiri dan istri di sisi sebelah kanan.

Jika mereka dekat dengan Tuhan, maka hubungan rumah tangga akan mengerucut dan semakin dekat satu sama lain. Namun sebaliknya, jika sepasang suami dan istri jauh dari Tuhan maka hubungan keduanya akan saling menjauh satu sama lain.

Atas dasar itulah kedekatan dengan Tuhan menjadi hal yang utama dalam suatu pernikahan. Semakin jauh dari Tuhan, akan banyak godaan yang menghampiri setiap pasangan suami – istri. Ketidakmampuan seorang suami menjadi imam dalam rumah tangga bisa menjadi faktor utama perpisahan dalam rumah tangga.

Ketidakdekatan dengan Tuhan bisa berdampak dalam keharmonisan rumah tangga. Perbuatan tercela seperti berzina, berjudi, berselingkuh, berbohong, atau menipu menjadi pencetus retaknya mahligai pernikahan.

 

5. Faktor ekonomi

Percekcokan karena faktor ekonomi seperti PHK yang dialami suami, ketidakpuasan akan materi yang dituntut sang istri, ketidaksanggupan suami  memenuhi kebutuhan  keluarga bisa memicu keretakan rumah tangga.

Pada dasarnya manusia memerlukan pemenuhan sandang, pangan dan papan. Apa akibatnya jika suami tak mampu memberi nafkah yang cukup bagi keluarga?. Entah itu karena musibah yang dialami suami seperti PHK, atau rendahnya rasa juang dalam mencari nafkah bagi keluarga.

Comments

Popular posts from this blog

NGOBROL CANTIK

MARCHING BAND

KEINDAHAN GUNUNG RINJANI